Teknologi saat ini menjadi komponen penting dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Sebagai contoh teknologi komunikasi menjadi salah satu prasarana yang mesti ada di suatu daerah sehingga perlu adanya sistem yang cepat, bebas tanpa batas, dan dapat digunakan di daerah terpencil sekalipun. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan membangun infrastruktur jaringan, salah satunya dengan membangun BTS (Base Transceiver Station).
BTS merupakan sebuah instrumen dalam jaringan telekomunikasi seluler yang berbentuk tower yang memiliki antena pemancar dan berfungsi sebagai penguat sinyal daya yang dapat menghubungkan antara jaringan sebuah operator telekomunikasi seluler dengan pelanggannya.
Penentuan lokasi pembuatan BTS sendiri diperlukan survei topografi agar lokasi yang dipilih tepat serta akurat.
Salah satunya dengan melihat daerah Fresnel.
Daerah Fresnel harus bersih dari segala kendala sehingga akan mencapai LoS (Line of Sight) atau yang disebut dengan tampak pandang antar BTS.
1. Pengertian BTS
BTS merupakan singkatan dari Base Transceiver Station.
Prasarana teknologi komunikasi ini termasuk istilah baru dan mulai populer di era perkembangan seluler saat ini.
BTS adalah hal utama dari sebuah layanan telekomunikasi serta merupakan alat pemancar dan penerima yang menangani akses radio serta alat ini berinteraksi langsung dengan stasiun seluler melalui air interface.
Untuk memaksimalkan kinerja alat ini perlu adanya perawatan serta pergantian perangkatnya.
Oleh karena itu dibutuhkan analisis sistem BTS agar dapat memaksimalkan kinerjanya.
Definisi lainnya menurut Nugraha dan Sudarsono (2007), Base Transceiver Station merupakan perangkat penghubung gelombang komunikasi seluler dan perangkat yang menyediakan koneksi user equipment ke jaringan telekomunikasi melalui udara serta merupakan sebuah tool untuk meningkatkan tujuan bisnis.
2. Fungsi
2.1 Sebagai Interkoneksi Daerah
BTS merupakan alat untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya, meskipun daerah tersebut berada di tempat yang sulit untuk dijangkau menggunakan alat transportasi.
Alat ini memungkinkan suatu daerah yang terpencil dapat terhubung dengan daerah lainnya karena dapat bertukar informasi melalui gelombang radio yang dipancarkan oleh BTS maupun perangkat seluler.
Namun jauh dekatnya kekuatan sinyal dari BTS tetap bergantung pada kondisi topografi suatu daerah.
Sinyal di dataran (seperti perkotaan) cenderung akan stabil dan dapat menjangkau hampir seluruh wilayah.
Berbeda dengan lingkungan pegunungan yang berbukit-bukit, sinyal cenderung akan sulit didapatkan di lokasi-lokasi tertentu mengingat gelombang (kebanyakan GSM) yang dihasilkan oleh BTS tidak bisa menembus pebukitan.
2.2 Mengontrol Kualitas Jaringan GSM
BTS dapat digunakan untuk mengendalikan atau mengawasi kualitas GSM, apalagi dalam hal frekuensi hopping dan antena diversity.
2.3 Sebagai Protokol Jalur Sinyal Radio
Setiap BTS akan mengurus sebuah sel, di mana setiap BTS akan mengatur BCCH (Broadcast Control CHannel) degan jumlah kanal pembawa maksimum 8 kanal.
Setiap transceiver mentransmit dengan daya yang sama.
BTS dapat digunakan sebagai protokol dari jalur sinyal radio, jalur sinyal informasi antara BSC dengan MS (Mobile Switch), maupun protokol interface BSC.
Menurut Mulyanta (2005), setiap BTS berisi sejumlah transceiver (TRX) yang akan melayani dari sel ke sel atau sejumlah sel.
BTS dapat berfungsi sebagai pemancar dan penerima (transceiver) sinyal koneksi dari atau ke MS serta menghubungkan MS dengan bagian lain dalam jaringan seperti Base Station Controller (BSC), Mobile Switching Center (MSC), Short Message Service Center (SMSC), dan sebagainya dengan menggunakan tipe radio antar muka.
Kondisi tersebut dapat menjadikan fungsi BTS sebagai alat perangkat komunikasi untuk pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain.
Satu jangkauan pancaran BTS dapat disebut Sel.
Komunikasi seluler adalah komunikasi saat ini yang sangat mendukung kegiatan apapun.
Dari sebagian BTS selanjutnya diawasi oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubung melalui hubungan microwave maupun fiber optik.
3. Topologi
BTS dan handphone keduanya disebut dengan transceiver karena sifatnya yang dapat mengirim informasi dan dapat menerima informasi.
Ketika BTS mengirim informasi ke handphone, ketika itu pula handphone bisa mengirim informasi ke BTS dengan cara bersamaan, seperti ketika pembicaraan melalui telepon kita dapat berbicara bersamaan.
Dalam topologinya, BTS berfungsi untuk menyediakan jaringan (interface) berbentuk sinyal radio gelombang elektromagnetik untuk pemakainya.
Dalam hal ini adalah handphone, modem, fax, dan perangkat lainnya.
Frekuensi yang digunakan mengikuti peruntukan yang telah diberikan pemerintah kepada tiap-tiap operator, mulai dari band 450 Mhz sampai 1800 Mhz.
Downlink merupakan komunikasi dari arah BTS ke pemakainya, sedangkan saluran frekuensi yang digunakan pemakai untuk mengirim informasi kepada BTS disebut Uplink.
Frekuensi downlink dibuat lebih tinggi dari pada frekuensi uplink dikarenakan hal ini berkaitan dengan persoalan kapasitas energi yang perlu disiapkan bagi perangkat pemakai dalam hal ini adalah baterai handphone.
Dalam ilmu pengetahuan, semakin besar frekuensi maka gangguan (noise) akan semakin besar pula sehingga diperlukan energi yang lebih besar supaya kualitasnya lebih aman.
Apabila frekuensi uplink memakai frekuensi yang tinggi maka akibatnya baterai handphone dapat lebih boros sehingga cepat habis.
Begitu pun dengan jarak, semakin jauh posisi pengguna dengan BTS maka energi atau daya yang dibutuhkan pun akan semakin besar sehingga baterai gadget akan mudah habis.
Hubungan jarak adalah berbanding terbalik dengan kualitas sinyal.
Semakin dekat jarak semakin bagus pula kualitasnya, sedangkan semakin jauh jarak semakin berkurang kualitas sinyalnya.
Apabila kualitas sinyal handphone yang diterima rendah maka BTS akan menginstruksikan handphone untuk menaikkan energi atau daya pancarnya yang pastinya penggunaan baterai selalu cepat drop atau habis.
Secara sederhana topologi dari sistem ini adalah sebagai berikut:
Ponsel 1 – BTS – BSC – MSC – SMSC – MSC – BSC – BTS – Ponsel 2
Topologi di atas merupakan gambaran topologi ketika pengguna ponsel mengirimkan pesan (SMS).
4. Jenis-jenis BTS
Tower BTS memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan jumlah kaki atau bentuk dan jenis fondasi yang digunakan.
Seperti yang umumnya ditemui di Indonesia berdasarkan jumlah kaki, tower terbagi atas tower empat kaki atau segi empat, tower tiga kaki atau segitiga, dan kaki satu.
Berdasarkan jenis fondasinya, tower dibedakan sesuai panjang dan diameter pipa besi yang digunakan seperti tower pipa besar dan pipa kecil.
4.1 Tower BTS Empat Kaki
Tower yang memiliki empat kaki sangat jarang ditemukan dalam keadaan ambruk karena memiliki tiang pancang yang kuat serta sudah dipertimbangkan dengan matang terkait konstruksinya.
Tower ini dapat memuat banyak radio dan antena.
Tipe tower ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi top di Indonesia, seperti telkomsel, indosat, xl, smartfren, dan lainnya.
Jenis tower BTS ini merupakan tipe tower yang sering kita lihat sehari-hari.
4.2 Tower BTS Tiga Kaki
Tower tiga kaki terdiri atas 2 jenis tower, yaitu tower yang mempunyai tiga kaki dengan diameter pipa besi 9 cm ke atas (Triangle Tower) dan tower dengan pipa besi berdiameter kurang dari 9 cm.
Triangle tower dapat dipasang antena dan radio yang cukup banyak karena bahan konstruksinya yang kuat.
Berbeda dengan tower tiga kaki yang menggunakan pipa besi berdiameter kurang dari 9 cm, tower ini biasanya tidak banyak dipasang komponen-komponen antena maupun radio.
Tinggi maksimal tower tiga kaki yang direkomendasikan adalah 60 meter, tinggi rata-rata tower di Indonesia sendiri adalah 40 meter.
Tower jenis ini dibangun dengan cara menyusun bagian demi bagian tower.
Satu bagian memiki ukuran panjang empat sampai lima meter.
Semakin pendek suatu bagian tersebut maka akan semakin kuat towernya, tetapi biaya pembuatan sudah tentu akan jauh lebih tinggi.
Hal ini disebabkan karena setiap bagian memerlukan tali pancang dan spanner.
Jarak patok spanner minimal memiliki jarak sejauh 8 meter dengan tower.
Semakin panjang suatu tali penguat maka akan semakin baik, hal itu karena ikatannya semakin kuat dan kokoh sehingga tali penguat tersebut tidak semakin meruncing di tower bagian atas.
4.3 Tower Satu Kaki
Tower satu kaki ini terbagi menjadi 2 jenis.
A. Monopole Tower
Jenis tower yang pertama yaitu tower yang terbuat dari pipa atau plat baja yang tidak disertai dengan spanner.
Tower jenis ini mempunyai diameter dengan ukuran 40 cm sampai dengan 50 cm serta ketinggian towernya dapat mencapai 42 meter.
Tower ini lebih populer dengan sebutan monopole tower.
B. Tower Pribadi
Tower satu kaki yang kedua merupakan tower yang biasa digunakan untuk keperluan pribadi.
Ketinggian tower pipa ini dianjurkan tidak lebih dari 20 meter karena jika lebih dari itu pipa dapat membengkok.
Apabila mendekati atau melebihi angka tersebut maka pipa besi harus dikuatkan.
Penguatan ini dilakukan dengan menggunakan spanner, tetapi tentu saja kekuatan tower ini menjadi sangat bergantung pada kekuatan spanner itu sendiri.
Walaupun masih dapat memuat sinyal koneksi, tetapi tower jenis ini tidak disarankan untuk menerima sinyal informatika yang stabil.
Hal ini karena tower gampang sekali tergoyangkan dan akan mengganggu sistem koneksi datanya sehingga perangkat penerima sinyal akan mencari data secara kontinu yang menyebabkan ketidakefisienan komunikasi data.
5. Komponen BTS
Pada menara BTS terdapat berbagai komponen yang saling menunjang satu sama lain.
Komponen-komponen tersebut di antaranya antena sektoral dan microwave, penangkal petir, lampu, shelter, dan berbagai komponen lainnya.
5.1 Shelter
Shelter merupakan tempat yang biasanya digunakan untuk penyimpanan alat-alat yang berkaitan dengan perangkat BTS.
Lokasinya sendiri biasanya berada tepat di bawah tower, hal ini agar tercipta efisiensi transfer data, transfer daya, dan mengurangi kebutuhan lahan dalam pembangunannya.
Komponen yang ada pada shelter biasanya ada RBS 3G dengan RBS 2G, 1 RBS ada 6 TRU di mana setiap 1 TRU memiliki 2 TRx.
5.2 Antena Sektoral
Antena sektoral yaitu sebuah antena yang berfungsi untuk memberi pancaran dan menerima sinyal.
Antena yang digunakan adalah antena 3 sektor dengan kombinasi Distributed Control System (DCS) dengan cakupan satu sektor adalah 120°.
5.3 Antena Microwave
Microwave system adalah salah satu metode dengan pancaran dan penerima gelombang mikro yang berfrekuensi sangat tinggi.
Microwave system biasanya dipakai untuk komunikasi BTS dengan BTS lainnya atau BTS dengan BSC.
Microwave System yang dipakai yaitu dengan sistem indoor, meskipun antena microwave-nya sendiri selalu terpasang pada menara.
Antena Microwave Radio memiliki bentuk sama seperti rebana, antena ini tergolong jenis antena dengan kinerja yang tinggi atau biasa disebut dengan antenna high performance.
Biasanya ada 2 merek antenna microwave yang sering digunakan yaitu RFS dan Andrew.
Antena yang bulat mirip dengan rebana ini mempunyai penutup yang biasa disebut dengan radome.
Fungsi radome yang utama adalah untuk melindungi komponen antena yang ada di dalamnya, biasanya untuk melindungi dari cuaca yang buruk.
5.4 Penangkal Petir
Penangkal petir merupakan komponen yang digunakan dalam rangka melindungi tower dari sambaran petir.
5.5 Lampu
Fungsi utama lampu ini yaitu sebagai indikator bahwa ada menara di area tersebut untuk mencegah pesawat atau helikopter menabrak BTS.
5.6 TRU
Transmitter Receiver Unit (TRU) adalah hardware yang terletak pada Radio Base Station dalam BTS yang berisi slot-slot kanal.
5.7 Transmisi
Transmisi merupakan perangkat yang digunakan untuk mengatur slot trafik pada BTS.
5.8 Rectifier
Rectifier mempunyai fungsi untuk mengubah tegangan dari PLN (AC) agar bisa digunakan oleh berbagai perangkat lainnya.
5.9 AC
Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur suhu di dalam shelter dan komponen-komponen BTS lainnya.
5.10 PDB
PDB atau Power Distribution Box merupakan kotak yang berisi MCB atau saklar-saklar power pada tiap-tiap perangkat yang berfungsi sebagai pemasok daya.
5.11 Grounding
Grounding berguna untuk dapat mengurangi atau mengatasi ancaman bahaya yang berasal dari tegangan tinggi.
Contohnya apabila tower terkena petir maka aliran arus dari petir yang berdaya tinggi akan diterima oleh penangkal petir, kemudian akan dialirkan oleh kabel khusus yang merupakan sistem grounding dan arus dialirkan ke dalam tanah agar listrik menjadi netral dan tidak membahayakan.
6. Pengguna BTS
Pengguna BTS dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pengguna ponsel dan pengguna provider.
Pengguna ponsel adalah manusia yang menggunakan sinyal yang berasal dari BTS (biasanya berupa GSM) untuk keperluan komunikasi.
Dengan adanya alat ini, manusia dapat bertelefon, mengirim SMS maupun MMS, berinternet, video call, bermain game online, dan lain sebagainya.
Pengguna provider adalah perusahaan yang menggunakan BTS untuk kepentingan memberikan pelayanan kepada konsumennya.
Provider yang ada di Indonesia di antaranya adalah Telkomsel (anak perusahaan BUMN Telkom), Indosat, XL Axiata, Smartfren, dan berbagai provider kecil lainnya.
Biasanya satu tower digunakan oleh beberapa perusahaan provider agar dalam satu daerah tidak dipenuhi dengan tower.
7. Dampak
Dalam pembangunan menara BTS ini tentunya ada dampak yang dirasakan oleh masyarakat, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
7.1 Dampak Negatif BTS
Dampak negatifnya yaitu radiasi gelombang elektromagnetik dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan.
Misalnya medan elektromagnetik di sekitar tower BTS dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh seseorang, akibatnya tubuh seseorang dapat mengalami alergi dengan gejala ruam dan gatal-gatal.
Lebih dari itu, dalam jangka panjang radiasi dari menara ini dapat menyebabkan kanker kulit dan mengganggu organ reproduksi.
Daerah sekitar tower pun menjadi rawan terkena imbas dari sambaran petir pada tower, lahan di sekitar menjadi sulit untuk dikontrak atau dijual, dan terdapat kekhawatiran terhadap robohnya menara ini.
7.2 Dampak Positif BTS
Dampak positifnya sudah tentu banyak juga.
Masyarakat menjadi lebih mudah dalam mengakses internet, mengembangkan usaha di sekitar tower (terutama usaha online), dan masyarakat menjadi tidak tertinggal dalam hal akses informasi global.
Itulah berbagai informasi mengenai BTS, khususnya Base Transceiver Station yang ada di Indonesia.
Semoga artikel ini membantu menemukan informasi yang Anda cari.
Terima kasih.