Dewasa ini, makin banyak masyarakat Indonesia yang memiliki pesawat udara tanpa awak atau lebih dikenal sebagai drone.
Pesawat udara tanpa awak ini mudah dikendalikan hanya dengan remote control dengan sinyal pada frekuensi tertentu.
Drone biasanya dipasangi sebuah kamera dengan resolusi yang sesuai dengan jenis drone.
Fungsi kamera ini tentu saja untuk mengambil foto dan merekam video dari atas permukaan tanah.
Karena semakin banyak diminati, penggunaan drone malah seringkali disalahgunakan.
Terutama di negara Indonesia, semakin banyak orang menggunakan drone maka privasi orang-orang mulai terganggu, juga tentunya pesawat tanpa awak ini apabila tidak dikendalikan dengan benar akan membahayakan orang lain atau pilot drone itu sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mengeluarkan berbagai aturan mengenai penerbangan pesawat tanpa awak.
Peraturan ini dibuat untuk dipatuhi oleh seorang pilot drone mulai dari larangan sampai dengan kewajiban.
Selain itu, Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI) mengeluarkan panduan sertifikasi pilot drone.
Sertifikasi ini bertujuan agar pengguna drone lebih bertanggung jawab.
Lebih lengkap mengenai bahasan drone pada artikel Seluk Beluk Teknologi Drone.
Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI)
APDI merupakan asosiasi bagi pilot drone mulai dari kalangan pemula, semiprofessional, hingga professional.
Asosiasi ini berguna untuk memberi fasilitas dan menghubungkan antara kebutuhan pilot, industri, dan aturan dari pemerintah.
Hal ini yang membuat sertifikasi pilot drone sangat penting.
Setiap orang yang ingin mendapatkan sertifikasi ini harus mendaftarkan diri ke APDI.
Sertifikasi pilot digunakan sebagai apresiasi dan pengakuan terhadap kemampuan pilot.
Pilot drone yang telah mendapatkan sertifikasi dapat menjadi pelopor penerbangan drone yang baik.
Beberapa peluang kerja yang menggunakan drone mewajibkan pilot mempunyai sertifikat.
Untuk mengurus izin terbang ke Airnav juga wajib melampirkan sertifikat pilot.
Sertifikasi Pilot Drone
Sebelum mengikuti tes sertifikasi harus memenuhi beberapa syarat yaitu menjadi anggota APDI, telah memenuhi persyaratan anggota APDI, dan membayar iuran tahunan APDI.
Sertifikasi ini tentu dikenakan biaya.
Proses sertifikasi pilot drone dibagi menjadi 3 yaitu pendaftaran, prasertifikasi, dan sertifikasi.
Peserta harus membayar biaya pada kisaran harga Rp 100.000 untuk prasertifikasi dan Rp 500.000 untuk sertifikasi.
Proses pendaftaran diumumkan secara terbuka.
Biasanya melalui website resmi APDI atau sosial media APDI, seperti facebook dan Instagram.
Pada pendaftaran tersebut akan dijelaskan tentang prosedur dan biaya pendaftaran.
Kemudian proses pra sertifikasi.
Proses ini tidak wajib diikuti artinya boleh ikut dan boleh tidak.
Namun ada baiknya peserta mengikuti proses ini agar lebih mengenal medan terbang saat ujian sertifikasi.
Selain itu proses ini akan mendapatkan banyak manfaat seperti pengetahuan tentang sertifikasi.
Terakhir adalah proses sertifikasi.
Sebelum memulai, peserta akan mendapatkan materi tentang keselamatan dan prosedur pengoperasian drone.
Lalu dilanjut dengan tes tertulis yang bertujuan untuk melihat sejauh mana pemahaman peserta tentang drone dan regulasi.
Tes ini sangat penting dan menentukan karena semua akan percuma jika memiliki kemampuan terbang yang bagus namun tidak dengan prosedur terbang.
Peserta akan diuji dengan tes terbang.
Peserta harus melakukan penerbangan drone dengan figure 8.
Penerbangan ini menggunakan mode ATTi dan tidak mengaktifkan GPS.
Terlihat mudah namun banyak yang tidak lulus pada tahap ini.
Setelah melewati prosedur di atas, maka panitia akan melakukan penilaian terhadap ujian yaitu ujian tertulis dan praktik.
Jika tidak lulus, peserta dapat mengikuti ujian sertifikasi pada periode selanjutnya.
Kelulusan yang didapat harus mampu menjawab soal ujian dan kemampuan menerbangkan drone.
Banyak orang yang tertarik terhadap sertifikasi ini.
Artinya semakin banyak yang sadar akan pentingnya sertifikasi dalam prosedur penerbangan.
Menerbangkan drone bukan hanya perkara skill atau kemampuan tapi juga soal pemahaman regulasi drone.
Agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan meminimalisasi bahaya akan terjadi.