Tidak dapat dipungkiri, penggunaan sistem operasi saat ini sangat penting bagi berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelajar hingga pegawai kantoran.
Perangkat lunak ini memang menjadi sangat vital karena hardware tidak akan dapat bekerja tanpa adanya sistem operasi.
Namun karena harganya yang cenderung mahal sedangkan kebutuhannya sangat mendesak, maka banyak terjadi pembajakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Lantas apa saja sebenarnya faktor-faktor yang menyebabkan pembajakan ini marak terjadi?
Mari simak artikel ini sampai habis untuk menemukan jawabannya.
Harga Lisensi Mahal
Setiap produk perangkat lunak pasti memiliki lisensi dalam pendistribusiannya, beragam jenis lisensi ini misalnya lisensi berbayar, open source, freeware, shareware, dan lain-lain.
Sistem operasi sebagai perangkat lunak utama dalam sistem komputer menyebabkan harganya sangat mahal.
Meskipun ada juga beberapa brand yang menawarkan sistem operasi gratis, tetapi saat ini sistem operasi tersebut penggunaannya tidak sefleksibel sistem operasi berbayar seperti Windows ataupun Mac OS.
Apabila menggunakan sistem operasi gratis biasanya akan sulit mendapatkan berbagai aplikasi pendukung.
Sebagai gambaran mahalnya sebuah sistem operasi, misalnya saja Windows 10 Home 64 Bit yang original dihargai senilai 2,1 juta rupiah di Bhinneka.
Cukup mahal bukan?
Penyalinan Data Mudah
Penyalinan data atau file dewasa ini memang sangat mudah, ditambah lagi dengan koneksi internet yang semakin cepat menyebabkan sharing file akan lebih mudah dilakukan.
Sharing file installer sistem operasi bajakan pun saat ini sangat mudah ditemukan, sebut saja kita bisa mendapatkannya di Kuyhaa atau Bagas 31.
Meskipun berbahaya apabila membagi pakai installer sistem operasi karena bisa saja mengandung virus di dalam filenya, tetapi hal ini tetap saja dilakukan mengingat sistem operasi dapat dipakai secara gratis tanpa harus merogoh kocek yang sangat mahal itu.
Informasi Pemanfaatan Open Source Belum Meluas
Salah satu langkah dalam mengurangi kegiatan pembajakan adalah dengan memanfaatkan sistem operasi berlisensi open source.
Informasi tentang produk ini di Indonesia bahkan belum sama sekali dipromosikan secara langsung oleh BSA (Business Software Alliance).
Apabila informasinya saja tidak tahu, mana bisa beralih ke sistem operasi dengan lisensi open source?
Angka Pembajakan di Indonesia Tinggi
Fakta mengejutkan datang dari negara kita sendiri, Indonesia telah tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki aktivitas pembajakan sistem operasi paling tinggi.
Indonesia juga didianggap sebagai negara yang “mengganggu” karena besar persentase pengguna yang melakukan pembajakan melampaui persentase maksimal.
Sesuai dengan yang telah diutarakan oleh CEO Microsoft Indonesia, sebesar 97% dari pengguna komputer yang menjalankan sistem operasi, sebesar 86% di antaranya menggunakan versi bajakan.
Sangat tinggi bukan?
Data pada tahun 2012 pun berbicara, di mana hanya sekitar 550.000 pengguna saja yang menggunakan lisensi legal, sedangkan sebesar 4,3 juta pengguna ternyata menggunakan sistem operasi versi bajakan.
Kurangnya Sikap Menghargai Intelektual Pencipta
Dalam menanggapi fakta yang sangat menyedihkan ini, dapat kita simpulkan bahwa dilakukannya pembajakan akibat dari kurangnya rasa menghargai karya intelektual dan jasa pencipta sistem operasi.
Walaupun memiliki harga yang tidak affordable, tetapi hal ini sesuai dengan pembuatannya yang harus memutar otak dan tenaga lebih agar menjadi suatu sistem yang berjalan baik.
Setidaknya tindakan Anda sebagai salah satu pengguna adalah saling mengingatkan pengguna lain dan tentunya kita harus menabung untuk membeli lisensi yang legal ya.
Itulah berbagai alasan mengapa pembajakan sistem operasi marak terjadi, terutama di Indonesia.
Kami sarankan untuk selalu menggunakan sistem operasi yang legal ya, kalau belum mampu membelinya banyak juga sistem operasi open source yang sudah nyaman digunakan.