Bahaya Media Sosial Terhadap Penyakit Mental

Sekarang ini media sosial sudah termasuk dalam gaya hidup seseorang.

Selain untuk berkomunikasi jarak jauh media sosial juga mampu memenuhi berbagai kebutuhan sosial manusia.

Tidak sedikit dari mereka juga gemar mengunggah aktivitas kesehariannya.

Padahal hal tersebut juga bisa memicu terkena penyakit mental seperti depresi dan lain-lain.

Dampak dari Adanya Media Sosial
Dampak dari Adanya Media Sosial

Menurut Psikolog klinik, Scott Bea, PsyD “Salah satu fitur menarik yang ada di media sosial adalah para pengguna bisa memberikan dan mendapatkan reaksi positif terhadap pengguna lain yaitu melalui tombol like dan komentar.”

Secara tidak sadar fitur tersebut mengakibatkan para penggunanya berlomba-lomba mendapat banyak like dan pujian.

Hal ini bahkan dilakukan dengan menampilkan konten-konten yang kontroversial atau melanggar hak cipta.

Banyaknya jumlah like juga akan menimbulkan suasana kompetisi tidak sehat karena postingan yang memiliki sedikit like dianggap jelek dan memalukan.

Hal ini membuat psikologis pengguna tersebut akan tertekan.

Selain itu para pengguna juga akan merasa harga dirinya berkurang, iri, dan cemburu.

Perasaan ini bisa timbul karena melihat kehidupan orang lain yang diposting ke media sosial lebih bahagia dan terlihat selalu senang.

Misalnya, postingan foto ketika berlibur ke luar negeri, makan di restoran mahal, punya banyak koleksi barang mewah, dan lain-lain.

Sejatinya semua orang yang bermain media sosial adalah orang yang tidak pernah mau menampilkan sisi terburuk dan hanya menampilkan apa yang ingin dilihat orang.

Jadi ada juga beberapa orang yang rela melakukan apa saja agar bisa terlihat senang.

Bahkan ada yang sampai hutang dan menipu orang agar terlihat kaya, hal itu hanya untuk mengenyangkan kebutuhan like dan pujian.

Fitur status di media sosial juga seringkali digunakan pengguna untuk berkeluh kesah.

Reaksi yang didapatkan dengan berkeluh kesah di media sosial juga beragam ada yang menilai positif dan ada juga yang menilai negatif.

Positifnya adalah kalau banyak orang yang respect dan memberikan saran.

Namun, dampak negatifnya juga banyak sekali salah satunya adalah cibiran bahkan cyber bullying.

Jika Anda mengeluhkan sesuatu di media sosial banyak orang akan menganggap Anda adalah orang yang kurang bersyukur.

Tidak jarang juga mereka akan mengejek dan menghina Anda.

Selain tidak baik untuk diri sendiri, berkeluh kesah di media sosial juga tidak baik untuk kesehatan mental orang lain.

Mereka sedang ribet dan berencana ingin mencari hiburan di media sosial namun yang muncul adalah status keluh kesan Anda.

Hal ini membuat energi negatif Anda akan tersebar dan orang yang sedang ribet tadi bukannya mendapat hiburan namun tambah pening karena Anda.

Tidak hanya itu saja, media sosial juga bisa mengganggu kualitas tidur karena mereka para pengguna senang menunda waktu tidur hanya untuk memilih foto mana yang akan diposting besok dan diedit bagaimana agar terlihat menarik dan sehingga mendapatkan banyak like.

Bukan hanya pengguna aktif saja yang pusing memilih foto untuk besok namun pengguna pasif juga bisa kena kalau mereka sama halnya menunda waktu tidur hanya untuk menggeser ke atas dan ke bawah linimasa agar tidak ketinggalan berita terbaru.

Kurang tidur sendiri bisa meningkatkan risiko depresi pada pengguna terutama para remaja karena mereka berada di masa yang rentan mengembangkan isu kesehatan mental untuk jangka panjang.

Mereka juga merasa bahwa media sosial adalah suatu kebutuhan sehingga ingin selalu aktif dan hal itu memicu meningkatkan stres psikologis.

Masih mau menunda tidur karena scroll linimasa sembari nunggu chat dibales doi? Tidur saja deh ya daripada stress psikologis.

 

Lantas apa sebenarnya media sosial itu? Artikel Kupas Tuntas Media Sosial akan menjawab semua pertanyaan Anda.

 

Editor:
Mega Dinda Larasati