Nilai kurs mata uang rupiah terus melemah terhadap US Dollar.
Hal tersebut ternyata sangat berpengaruh terhadap berbagai perangkat elektronik, termasuk komponen yang dimiliki PC atau komputer.
Akibatnya, harga komponen PC semakin lama akan memberatkan konsumen, apalagi jika pengguna bermaksud untuk merakit sebuah PC yang kompatibel saat ini.
Salah satu hal yang dapat dirasakan adalah harga processor yang terus mengalami kenaikan seiring berjalannya waktu dan seiring berkembangnya teknologi, baik processor jenis AMD maupun Intel.
Dulu, pengguna dapat dengan mudah mendapatkan berbagai jenis CPU dengan harga yang relatif tidak menguras kantong.
Sebut saja CPU milik Intel Core 8th Gen series, seperti i5-8400 yang dulu dibanderol sekitar 2,8 juta rupiah.
Namun saat ini, harga processor serupa yang tersedia di berbagai toko retail berada pada kisaran 3,4 juta rupiah.
Selisih harga berkisar 600 ribuan tentu berpengaruh kepada keinginan pengguna untuk membelinya.
Lantas, apakah yang menyebabkan harga processor kian hari semakin mahal?
Berikut ulasannya!
1. Kurs Rupiah Terhadap US Dollar
Kurs rupiah hingga saat ini tercatat berada pada kisaran Rp 14.455 per Dollar Amerika dan tidak banyak berubah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Salah satu hal yang menyebabkan nilai rupiah terus melemah adalah neraca perdagangan yang mengalami defisit.
Hal ini tentu saja sangat berdampak pada perangkat elektronik lantaran banyaknya perangkat elektronik yang tersedia sangat ditentukan oleh harganya yang dipatok dengan nilai Dollar.
Akibatnya, beberapa komponen tertentu termasuk processor mulai mengalami kenaikan harga.
Bahkan, processor Intel Core 8th gen memiliki harga yang paling tinggi diantara beberapa pilihan CPU yang tersedia di pasaran.
Misalnya, processor Intel Core i7-8700K yang pada tahun 2018 masih berada pada kisaran 5,5 juta hingga 6,3 juta rupiah, kini harganya melonjak hingga 6,7 juta rupiah.
Hal tersebut rupanya juga berpengaruh pada lini processor AMD, khususnya jajaran seri Ryzen meskipun kenaikan harga tidak terlalu signifikan.
Pada tahun 2018, harga Ryzen 7 – 2700X berada pada kisaran 4,8 juta hingga 5 juta rupiah, tapi tahun ini harganya melambung tinggi hingga mencapai lebih dari 8 juta rupiah.
Wah, kenaikan yang cukup mencengangkan bukan?
2. Stok Chipset Langka
Selain disebabkan karena nilai rupiah yang terus mengalami penurunan, alasan lain yang menyebabkan naiknya harga processor adalah stok chipset.
Stok chipset yang dibutuhkan untuk proses manufaktur, khususnya 14nm milik Intel tergolong sangat langka.
Beberapa situs bahkan melaporkan bagaimana harga chipset yang langka berdampak pada harga CPU yang terus tertekan.
Menurut berita dari Tomshardware, indikasi pertama yang dapat terbaca pada saat processor Intel 14nm mengalami kelangkaan adalah adanya peningkatan harga dengan chipset tidak tersedia serta keluhan dari mitra Intel.
Kekhawatiran tersebut muncul setelah Intel mengakui adanya masalah produksi, apalagi adanya rencana dalam peluncuran processor lain dengan seri 9000.
Hal tersebut juga dikutip dari Digitimes Taiwan yang menyatakan dan mengonfirmasi seluruh rumor, bahkan juga memberikan penjelasan mengenai produksi SKU 14nm menjadi permasalahan yang sedang dihadapi saat ini.
Semoga segera bisa teratasi ya!
3. Jenis Processor
Dalam dunia processor tentunya setiap jenis memiliki keunikan dan kelebihan tersendiri dari segi kecepatan hingga ketahanan.
Banyak pengguna yang menyatakan bahwa harga tidak mungkin menipu, tetapi tidak selamanya hal tersebut benar.
Seperti halnya processor yang dimiliki oleh Intel dan AMD yang begitu banyak pengguna membandingkannya.
Intel sendiri memilki strategi promosi yang bagus dan menguasai pasar, sedangkan AMD masih terasa asing di sebagian telinga pengguna awam.
Sebagai contoh, apabila menggunakan dan membeli produk Intel Core i7 5960X dengan harga berkisar 4,5 juta akan setara dengan AMD Fx-8350 seharga 2,5 juta yang memiliki kecepatan dan cache yang sama yakni 4.0 GHz dan 8 MB.
Processor Intel terkenal juga lebih mahal dibandingkan processor AMD karena menggunakan daya yang lebih kecil daripada AMD.
Hal tersebut menyebabkan processor Intel apabila dijalankan akan sedikit lebih dingin dibandingkan AMD.
Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan mengganti Heatsing/Cooler dengan cooler master yang lebih besar.
Tidak hanya itu, processor AMD juga akan melakukan shutdown secara otomatis apabila keadaan sudah terlalu panas.
Tetapi pengguna AMD untuk keperluan game biasanya akan melakukan penyetingan terhadap processor-nya agar tidak mengalami mati mendadak saat melakukan permainan.
Dalam urusan cache, processor Intel tentu juga lebih unggul dibandingkan dengan AMD yakni sebesar 20 MB, sedangkan untuk AMD berada di bawahnya.
Hal lain yang juga menyebabkan suatu processor lebih mahal selain merk adalah tipenya, sebagai contoh processor Intel i7 yang memiliki cache sebesar 20 MB dengan harga 15 jutaan dibandingkan AMD dengan processor terbaiknya hanya memiliki cache 8 MB seharga 3,5 juta.
Harga yang dimiliki oleh masing-masing processor tentunya membuat para pengguna berpikir harus membeli yang mana dan disesuaikan dengan kebutuhan saat ini, khususnya penyesuaian terhadap bidang pekerjaan hingga hobi.
4. Generasi CPU
Generasi CPU semakin lama mengalami peningkatan yang signifikan, baik Intel maupun AMD.
Hal tersebut menyebabkan toko-toko alat elektronik memiliki kemungkinan kecil untuk dapat menjual banyak chipset dengan diskon tinggi tanpa adanya dukungan dari pihak perancang, termasuk pihak Intel.
Secara umum, pengguna hanya dapat mengharapkan harga processor kembali pada harga normal dan tidak mengalami kenaikan secara signifikan.
Pemerintah sebaiknya terus mencari solusi untuk memperkuat kembali nilai mata uang rupiah terhadap dollar.
Terkecuali, khusus untuk seri processor Intel dengan node 14nm yang semakin lama mengalami kelangkaan, belum tentu hal ini dapat secara cepat untuk diatasi.
Kekurangan stok chipset 14nm dapat menjadi masalah besar, apalagi CPU Intel Core 9000 series telah dirilis, sehingga menambah jumlah chipset yang harus segera dipenuhi.
Sementara untuk jenis AMD, justru belum memiliki masalah serius dalam menangani pasokan dalam bentuk chip 14nm maupun 12nm.
Hal ini dikarenakan Global Foundries masih siap untuk memberikan layanan terakhir bagi tim merah dalam tiap musim.
Masuk akal apabila pihak Intel bersedia untuk menawarkan dukungan tersebut untuk menambah peluang menjadi opsi yang lebih murah, lantaran sebelumnya Intel mengalami penurunan dalam penjualan dibandingkan dengan AMD.
Namun, seluruh pengguna tentu tetap berharap bahwa semua akan baik-baik saja dan segera teratasi, khususnya mengenai harga processor.
Sehingga, tantangan dalam membangun sebuah rig yang hebat akan terpenuhi dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Pada intinya, setiap merk processor memiliki model dengan variasi teknologi, memori, dan harga yang berbeda, apabila komponennya bagus serta memadai maka harganya akan lebih tinggi.
Jadi, setelah membaca uraian di atas, processor manakah yang akan Anda gunakan untuk mengakomodir pekerjaan sehari-hari Anda?
Dan apakah Anda sudah memahami apa yang menyebabkan harga processor melambung tinggi?
Ya, bagus sekali, semoga uraian di atas bermanfaat bagi Anda.