Mengenal Crypto Currency Bitcoin

Beberapa periode belakangan ini, popularitas Bitcoin tengah mengalami kenaikan dan menjadi perbincangan banyak orang.

Bitcoin sendiri merupakan contoh dari crypto currency (mata uang digital) yang digunakan untuk melakukan berbagai transaksi secara virtual.

Tidak sedikit orang yang menaruh minat untuk melakukan investasi menggunakan crypto currency bitcoin dengan berbagai risiko dan keunggulan yang dimilikinya.

Meski investasi yang dilakukan menghasilkan, namun perlu waspada pula sebelum membeli mata uang digital.

Yuk, kenali lebih lanjut apa itu crypto currency bitcoin dalam dunia finansial!

Berikut ulasan mengenai bitcoin yang sedang ramai diperbincangkan oleh khalayak:

Cryptocurrency Bitcoin

1. Pengertian dan Sejarah

Jenis crypto currency yang sering digunakan oleh masyarakan global dalam melalukan transaksi antara lain Ethereum, Litecoin, Monero, Ripple, dan Bitcoin.

Saat ini telah tercatat lebih dari 1.000 crypto currency yang beredar di seluruh dunia.

Namun dari seluruh jenis yang ada, Bitcoin termasuk ke dalam daftar nama teratas mata uang digital yang marak digunakan .

Satoshi Nakamoto, yang merupakan pencipta Bitcoin hanya menciptakannya sebanyak 21 juta koin saja sesuai dengan protokol yang telah disepakati sebelumnya.

Para ahli dan peneliti menyatakan bahwa jumlah tersebut tidak akan habis ditambang hingga tahun 2140.

Mata uang digital ini merupakan aset baru dari crypto currency yang menghilangkan kebutuhan perantara tradisional seperti bank dan pemerintah dalam melakukan transaksi keuangan.

Berbeda dengan mata uang jenis konvensional yang bersifat terpusat, mata uang digital ini bersifat desentralisasi.

Pembayaran dengan mata uang digital ini berlangsung secara peer to peer atau pengirim ke penerima dengan seluruh transaksi yang dilakukan akan dicatat dan dipantau dalam sebuah jaringan crypto currency.

Penambangan Bitcoin dapat dilakukan melalui perangkat komputer tanpa melalui bank ataupun lembaga keungan.

Untuk lebih lanjutnya, terdapat sistem blockchain yang membuat transaksi mata uang digital berlangsung sangat aman.

Blockchain sendiri merupakan sebuah buku besar yang melakukan pencatatan pada setiap aktivitas transaksi yang dilakukan oleh masyarakat global dan bekerja secara desentralisasi, minim kesalahan, dan valid.

Skema ini memunculkan stigma bahwa transaksi menggunakan mata uang digital aman, lebih mudah, dan praktis dibandingkan dengan perbankan konvensional.

2. Kelebihan dan Kekurangan

Setelah penjelasan uraian diatas, apakah berinvestasi menggunakan crypto currency bitcoin tergolong aman?

Sebelum menilainya, simak uraian mengenai kelebihan dan kekurangan Bitcoin berikut!

Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh bitcoin adalah memiliki potensi kenaikan harga yang tergolong tinggi di masa yang akan datang.

Kemudian, teknologi blockchain membuat seluruh proses transaksi mata uang digitas berlangsung secara cepat, mudah, dan aman.

Untuk menghindari terjadinya pemalsuan uang digital, maka sistem blockchain tidak dapat merespon karena tidak memungkinkan untuk melakukan dua transaksi berbeda.

Keamanan terhadap data pribadi dapat melakukan investasi keungan tanpa harus menampilkan identitas asli.

Namun, mata uang digital ini juga memiliki kekurangan yakni risiko terhadap pelanggaran hukum karena pemerintah melarang adanya crypto currency bitcoin.

Selain itu, volatilitas yang dimiliki bitcoin cukup tinggi pada saat nilai mata uang tiba-tiba mengalami penurunan dan kenaikan nilai secara drastis dalam waktu yang cepat.

Bitcoin juga sulit untuk memprediksi nilai mata uang pada masa depan, sehingga potensi kerugian akan semakin tinggi dan terkadang juga nilai tukar dari mata uang tersebut juga terlampau tinggi.

Berinvestasi dengan menggunakan bitcoin mengharuskan pengguna memiliki dompet digital yang apabila lupa dengan password yang telah terpasang akan menjadi sebuah malapetaka dalam penyimpanan uang digital tersebut.

3. Mekanisme Transaksi

Mata uang digital yang digunakan untuk berinvestasi tentu saja memerlukan jaringan internet.

Mata uang ini digunakan oleh pihak-pihak tertentu dengan identitas yang terjamin kerahasiaannya dan terlindung dalam sistem blockchain.

Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan mata uang digital bitcoin memiliki risiko minim.

Tanpa adanya peraturan yang menjadi payung hukum, maka transaksi mata uang digital ini berisiko sangat tinggi.

Belum lagi adanya masalah fluktuasi nilai uang digital yang belum tentu stabil.

Konsep dasar dalam setiap transaksi menggunakan crypto currency bitcoin, seluruh jaringan akan mencatat histori berjalan termasuk besar transaksi dan saldo yang dimiliki pengguna.

Misalnya, seseorang telah berhasil melakukan transaksi dan telah dikonfirmasi oleh penerima, maka seluruh jaringan yang terhubung dalam blockchain akan secara langsung mengetahui informasi berisi penjelasan telah terjadi transaksi sejumlah tertentu.

Konfirmasi dari penerima merupakan sebuah hal yang sangat krusial saat transaksi mata uang digital berlangsung.

Transaksi yang terkonfirmasi tersebut kemudian disimpan dalam wadah yang disebut dengan Blocks.

Catatan transaksi memiliki sifat permanen, tidak dapat di bajak, tidak dapat diubah, maupun di palsukan, dan menjadi bagian dalam sebuah rantai blok atau blockchain.

Sifat permanen tersebut yang membuat mata uang digital bersifat immutable alias tidak dapat dibatalkan saat telah dikirim.

Tidak ada bitcoin dalam bentuk fisik, namun hanya berupa saldo yang tercatat dala buku besar yang setiap orang dapat melihatnya saat melakukan akses.

4. Bitcoin di Indonesia

BI (Bank Indonesia) telah secara eksplisit mengeluarkan larangan terhadap segala bentuk jenis crypto currency termasuk bitcoin untuk seluruh kegiatan transaksi atau secara langsung tidak diakui sebagai alat pembayaran yang sah.

Pernyataan tersebut dikeluarkan dan didasarkan pada undang-undang yang menyatakan bahwa alat transaksi yang sah hanya menggunakan Rupiah.

Yang perlu untuk digarisbawahi adalah uang digital ini tidak termasuk illegal tetapi hanya saja transaksinya tidak diperbolehkan.

Sejauh ini orang masyarakat Indonesia masih memanfaatkan mata uang digital jenis ini untuk sekadar dimiliki atau investasi saja karena transaksinya juga terbatas.

Pelarangan tersebut salah satunya juga didasari kekhawatiran akan potensi kejahatan crypto currency terhadap khalayak.

Internet Development Institute mengungkapkan setidaknya terdapat tiga hal yang mungkin terjadi yakni ransomware, private key, dan ancaman fisik terhadap pemilik dompet.

Pandangan berbeda disampaikan oleh Country Blockchain Leader IBM Indonesia, Juliandri Jenie yang menyatakan bahwa crypto currency akan mendatangkan keuntungan karena dapat membuat integrasi bisnis antar perusahaan dan lebih efisien.

Seluruh pengguna dapat percaya karena data yang di-input dapat terekam dengan baik, dapat dilihat oleh orang lain meskipun harus melakukan akses terlebih dahulu.

Saat ini beberapa perbankan dan instansi besar di Indonesia mulai melakukan eksplorasi potensi dari Blockchain sebagai platform yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas meskipun tidak mengikutsertakan crypto currency jenis bitcoin di dalamnya.

Namun di luar Indonesia, bitcoin hingga saat ini telah memiliki popularitas yang sangat tinggi dan telah memicu peluncuran terhadap ratusan juta mata uang virtual lainnya yang secara kolektif disebut dengan Altcoin.

 

Jadi, setelah membaca uraian diatas tentang bitcoin dapat membuka pandangan Anda terhadap fungsi serta keberadaannya di khalayak masyarakat.

Begitu banyak instansi dan lembaga dunia yang memperbincangkan keberadaanya sebagai alat transaksi dan membuka pikiran setiap pengguna.